Dian Intan Marsifa fauzia, S.Pd. SD

Guru di SDN 25 Membalong Belitung ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjadi Guru Penggerak dengan Triple Action
Menjadi Guru Penggerak dengan “Triple Action”

Menjadi Guru Penggerak dengan Triple Action

Menjadi Guru Penggerak dengan “Triple Action”

Guru penggerak pada era Revolusi Industri 4.0 seperti saat ini menjadi kebutuhan mendasar bagi sekolah karena napas sang guru penggerak adalah mencipta perubahan, baik itu perubahan kecil dari ruang-ruang kelas dengan mengajar mendidik dan menghantar para peserta didiknya agar mampu mengimbangi tuntutan perkembangan zaman yang semakin kompleks atau melakukan perubahan besar di lingkungan sekolah maupun berperan dengan melakukan perubahan atau gebrakan di lingkungan masyarakat .

Perubahan yang tercipta dari inovasi dan kreativitas untuk para siswa dan semua pelaku pendidikan di sekolah jika dilakukan dengan penuh cinta dan komunikasi baik tentunya akan menjadi pendorong yang lainnya mengikuti perubahan karena guru penggerak itu akan menjadi inspirasi bagi guru yang lainnya juga bagi peserta didiknya, dan pada akhirnya jika diberikan keleluasaan penuh oleh kepala sekolah akan membuat lembaga pendidikan tersebut melesat dan menjadi pembeda bagi sekolah yang lainnya.

Guru penggerak sejatinya tidak cukup hanya bermodalkan multiskill saja dengan berbagai keahlian dikuasai namun yang paling penting harus mempunyai pondasi niat yang tulus serta keihklasan dalam melakukan perubahan atau gebrakan dengan hanya berharap Ridho allah semata.

Pengalaman mengajar di pelosok desa yang terletak di pulau Belitung mempunyai tantangan tersendiri dibandingkan dengan mengajar di kota besar dengan komposisi murid dan orang tua yang hampir rata-rata berasal dari golongan akademis.

Untuk menjadi seorang guru penggerak diperlukan Triple Action (3 Act) yang harus dilalui oleh seorang guru penggerak, yaitu :

1. Self Action

Seorang guru penggerak harus senantiasa dinamis dengan perkembangan ilmu pengetahuan, selalu lapar akan asupan ilmu sehingga guru seolah layaknya perpustakaan berjalan. Berimprovisasi dalam setiap kegiatan belajar mengajar dengan metode yang belum terfikirkan sebalumnya. Sehingga guru dapat dijadikan sebagai role model bagi setiap siswa bahkan guru yang lain.

Pengembangan Diri dalam Kursus Pelatih Dasar

Juara 2 Lomba Gupres Tingkat Provinsi Kepulauan Babel

Merancang Model dan Media Pembelajaran yang Menarik Di kelas

2. School Action

Tidak hanya bergerak mengembangkan diri sendiri, guru penggerak juga harus juga menggerakkan lingkungan sekolahnya. Menjadi orang yang “sok aktif” dalam setiap kegiatan, tahan banting akan cibiran karena hakikat niat dan tujuan sebenarnya adalah demi kemajuan pendidikan dan hanya untuk mengharap ridha allah semata.

Menghidupkan Kegiatan Kepramukaan Sejak Awal Bertugas di SDN 25 Membalong

Membimbing Siswa Setiap Lomba

Menghidupkan Kembali Perpustakaan Sekolah yang telah Mati Suri menjadi Gudang.

3. World Wide Action

Wujud langkah terakhir untuk menjadi guru penggerak adalah menjadi penggerak bagi khalayak banyak. Tidak pelit ilmu dan pengetahuan untuk diamalkan kepada masyarakat luas. Sehingga ilmu guru bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri dan sekolah semata melainkan berguna bagi masyarakat luas.

Menjadi Pelatih Siswa Dalam Perlombaan Keagamaan Mewakili Desa Tempat Tinggal

Memperoleh Juara Ke-2 Di Ajang Seni Tari Tingkat Nasional

Walaupun berada di desa kecil dengan kondisi yang saya jelaskan di atas, namun darah seni asli daerah pulau Belitung sangat kuat. Seakan mimpi menjadi kenyataan anak-anak desa itu dapat mengharumkan nama sekolah di tingkat nasional.

Menjadi Guru Penggerak tentunya bukanlah perkara yang mudah karena setiap perubahan yang kita lakukan akan banyak sekali menemukan tantangan, halangan bahkan cibiran dari orang-orang disekitar kita Oleh karena itu mari kita tekadkan dalam hati niat yang tulus dan ikhlas hanya mengharap Ridha NYA semata untuk menjadi guru penggerak demi tercapainya sebuah perubahan yang lebih baik.

Salam Literasi! Jayalah Indonesiaku!

Penulis bernama lengkap Dian Intan Marsifa Fauzia, S.Pd.SD lahir di kota Bekasi 11 maret tahun 1988 dan bertugas di SD Negeri 25 Membalong Kota Belitung, alamat email [email protected] dan jika ingin menghubungi penulis ke nomor 081949438381 pernah mendapat peringkat kedua tingkat provinsi dalam ajang gurpres di tahun 2018 serta telah menerbitkan buku yang inspiratif AB3 di tahun yang sama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Bu Intan...semoga lolos

06 Apr
Balas

Aamiin,mkasih ibu,,, sya terinspirasi dri buk nely dan buk warni Alhamdulillah skrg blajar ikut lomba wlopun udh di detik2 trahir krim naskah, bisa diterima naskahnya udh bersyukur bgt kirain udh close gbisa ikutan.

06 Apr

Wooooow muantaaaap butuuuul

06 Apr
Balas

Hehe...etdah bisa bae ya pak nigun mkasih pak guru...

06 Apr

hebat , semoga sukses

06 Apr
Balas



search

New Post